Saturday, December 08, 2012

tiga hari di Solo

Awal bulan kemarin saya menyempatkan diri ke Solo untuk menghadiri pernikahan sepupu di Sragen (se-jam dari Solo). Sepupu saya cowok dengan suku minang, dan istrinya asli jawa, anaknya nanti suku nya apa ya? haha oke forget it. 
Menurut saya Solo ga jauh beda dengan Jogja. Suasana khas jawa-keratonan yang kental, orangnya juga kalem, beda banget sama orang sumatera, haha. Cuma bedanya Solo lebih sepi. Tapi panas nya sama banget! Berdasarkan pengalaman super singkat saya kemarin, ini dia tempat-tempat yang sempet saya kunjungi yang kata om google wajib hukumnya kalau ke Solo.
Ngarsopuro
Ngarsopuro merupakan satu jalan yang dulunya adalah pusat pertokoan, dan kemudian direnovasi menjadi daerah cagar budaya. Lokasinya dekat dengan Keraton Mangkunegaran yang membuat jalanan ini kental dengan suasana keraton. Di bahu jalannya yang lebar, terdapat lukisan-lukisan, topeng serta arca-arca khas keraton. Kita bisa jalan kaki sore-sore sambil menikmati atmosfer solo yang khas. Yang paling menarik perhatian saya adalah lampu jalannya yang disusun dari sangkar-sangkar burung, unik deh. Katanya kalau malam minggu Ngarsopuro yang terletak di pusat kota ini dijadikan pasar malam dan sering dijadikan tempat nongkrong, karena banyak jajanan khas Solo. Sayang saya datengnya kemaleman, jadi Ngarsopuro nya udah sepi dan banyak sampah bekas pasar malam.
Keraton Kasunanan Surakarta
Saya tidak begitu tau kenapa ada dua keraton di Solo atau Surakarta ini. Tapi yang paling menonjol dan terlihat ya si Keraton Kasunanan ini. Begitu memasuki pusat kota di kawasan Gladhag, kita bisa langsung melihat petunjuk panah bertuliskan "Kraton" plus sebuah bangunan besar dan tua yang terlihat seperti gapura.  Benar saja, setelah melewati gapura tersebut kita sudah memasuki wilayah keraton. Bentukannya tidak jauh berbeda dengan Keraton Jogja, plus dua pohon beringin besar di alun-alun nya. Kalau di Jogja legendanya, bagi siapa berjalan diantara dua pohon tersebut dengan mata tertutup maka permintaannya akan tercapai. Nah kalau di Solo legendanya, jika kita datang bersama pasangan ke sana, maka kita akan berjodoh. Well legenda ada untuk dihormati toh. Sayang sekali pada hari itu hujan amat sangat deres, membuat saya mengurungkan niat untuk masuk ke dalam keraton.
Pasar Klewer
Pasar klewer merupakan pasar tradisional yang menjadi pusat grosir batik. Yak, seperti yang terpajang di papan jika kita baru mendarat di Bandara International Adi Soemarmo, "Solo, City of Batik". Jadi rasanya kurang pas kalau ke Solo ga bawa oleh-oleh batik. Nah di pasar klewer ini terdapat berbagai jenis barang dengan bahan batik yang harganya murah banget. Sebenarnya ada dua pusat grosir batik di Solo, satu lagi yaitu Pusat Grosir Solo atau kebanyakan orang menyebut PGS. Kemarin saya memilih untuk berbelanja di PGS, karena lebih rapi dan dingin. Untuk harga dan jenis barang, kurang lebih sama dengan Pasar Klewer. Namun di Pasar Klewer lebih banyak terdapat jajanan-jajanan tradisional.
Serabi Notosuman
Satu lagi oleh-oleh yang ga boleh tinggal dari Solo yaitu Serabi Notosuman. Menurut saya rasanya tidak jauh berbeda dengan surabi di bandung, dan wadah pemasaknya pun mirip. Tapi mungkin komposisi nya beda kali yaa. Serabi Notosuman ini cuma tahan 1x24 jam, jadi kalau mau dijadiin oleh-oleh harus langsung dikasih ke temen-temen.
Oke selamat menikmati Kota Solo! Berhubung kemarin saya hanya memanfaatkan waktu di sela-sela resepsi pernikahan plus Kota Solo yang diguyur hujan deres mulu, saya tidak sempet mengabadikan foto-fotonya, bagi yang penasaran cek om google aja yak!

2 comments: