Monday, July 30, 2012

Akhirnya Lawang Sewu!

Ditengah-tengah ribetnya per-tugas-akhir-an, saya pergi berlibur singkat ke Jogjakarta bersama adik saya yang datang dari Padang. Hanya dua hari saja, dan sore terakhirnya diisi di Semarang!
Tak ada rencana yang matang sebelumnya, dengan merental mobil kami berempat pergi dari pantai di selatan Jogjakarta (bukan Pantai Parangtritis), ke Magelang, dan lanjut ke Semarang, hanya untuk berwisata malam di Lawang Sewu yang terkenal bersejarah dan angker tersebut.
Beruntung sekali, kami tepat sampai di Lawang Sewu setengah jam menjelang gedung besar yang terletak di pusat Kota Semarang tersebut tutup. Dengan membayar sepuluh ribu rupiah per orang, dan tiga puluh ribu rupiah untuk jasa seorang pemandu, wisata malam itu pun di mulai.
Saya yang tidak pemberani ini pun lumayan bergeming, baru saja memasuki pekarangannya saja kaki saya sudah berat dan bulu remang sudah merinding. Memang benar cerita orang-orang, Lawang Sewu ini sangat kental aura mistisnya. 
Lawang Sewu terdiri dari dua gedung, yaitu gedung A dan gedung B. Gedung A merupakan gedung peninggalan masa penjajahan Belanda yang dulunya hanya dipergunakan sebagai perkantoran, sedangkan gedung B merupakan gedung peninggalan masa penjajahan Jepang, yang menjadi tempat penyiksaan, seperti yang kita ketahui, meskipun Belanda lebih lama menjajah Indonesia, namun pada masa penjajahan Jepang lah kita lebih tersiksa. 
Sayang sekali gedung A sedang ditutup karena renovasi. Maka dengan cantiknya kami pun memasuki dan menyisir gedung B, bersama seorang pemandu tentunya.
Gedung-gedung di Lawang Sewu sengaja dibiarkan remang-remang, saya tidak tahu apakah untuk mendukung 'keangkeran'nya, atau bagaimana saya juga tidak terlalu banyak bertanya. Kami pun dipandu mengelilingi masing-masing ruangan, diceritakan bagaimana kisah ruangan tersebut dahulunya, dan ditakut-takuti oleh beberapa lelucon yang tak lucu menurut saya. Sampai pada puncaknya, yaituuuuu PENJARA BAWAH TANAH! Yang pernah menjadi tempat uji nyali sebuah stasiun tv swasta, dan peserta nya menyerah karena di'gangguin'. Dengan membayar sepuluh ribu per orang untuk menyewa sepatu boots dan senter (karena memang dibawah tanah tersebut terdapat genangan air dan lampunya lagi-lagi remang-remang), kita sudah bisa mengelilingi setiap pelosok penjara bawah tanah tersebut. Hingga tiba di satu ruangan sempit yang langit-langitnya rendah -yang mereka sebut dengan penjara jongkok- dan merupakan tempat ter-angker disana, disaat lampu sudah mati dan penerangan kami hanya empat biji senter, sang pemandu berkata seperti ini, "Mba, coba mba matikan lampu senternya tiga detik saja mba, mba pasti bisa merasakan kehadiran mereka". Yakali deh ingin merasakan kehadiran mereka, wong semenjak masuk saja saya sudah ketakutan setengah mati dan berdoa semoga tak bertemu yang aneh-aneh!. Boro-boro mau matiin lampu senter, saya dan adik saya sudah panik minta langsung diajak keluar dari ruangan bawah tanah tersebut.
Sampai akhirnya kami keluar dan kembali ke daerah pekarangan, yang tetap saja bersuasana mistis. Setelah berfoto-foto beberapa petik saja (karena takut tertangkap yang aneh-aneh), kamu menyudahi wisata malam yang luar biasa tersebut. Ini adalah salah satu foto didepan gedung yang memiliki kaca ukiran yang terkenal sangat antik.


No comments:

Post a Comment