Thursday, December 29, 2011

papa

Postingan sebelumnya adalah tulisan yang saya buat pas dihari saya dapat kabar kalau papa dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung, dan tidak jadi saya post karena perasaan yang sudah tidak menentu. Jadilah baru saya post hari ini.

Sekarang, serasa sudah melalui begitu banyak fasa kehidupan di beberapa hari belakangan ini. Seketika saya mendapat kabar bahwa papa sedang gawat di cvcu (cardiovascular care unit) karena serangan jantung berat, seketika itu juga kejenuhan tentang dunia-perkampusan menjadi hilang, saya tidak lagi memikirkan dan ikut serta dalam setiap kegiatan berhawa kampus, seperti BP, kulap dan sebagainya, so in here i wanna say am so sorry. Bukannya lari dari tanggung jawab, tapi memang saya sudah tidak bisa membagi konsentrasi ke selain papa yang masuk rumah sakit.

Here I am, di kamar anyelir 4 RSUP M. Djamil Padang, disamping kasur sedang menemani papa, his condition is much better now, tapi tetap masih dalam pengawasan intensif. Its been 12 days.
Baru beberapa saat lalu saya berbicara mengenai ketidaksanggupan-saya-kehilangan-orang-penting, and I am about to feel that. Saya tidak tahu harus merasa beruntung atau tidak karena tidak sempat melihat kondisi saat papa gawat di cvcu, tapi sudahlah tidak melihat saat papa gawat saja hati ini sudah menangis rasanya. Saya mencoba untuk tegar dan kuat di depan mama dan semuanya, tapi kalau saya boleh jujur, saya tentu saja tidak kuat, melihat papa yang biasanya bugar menjadi lemah tak berdaya dikasur dengan peralatan yang terpasang disana sini. Saya tau papa pasti kuat dan Allah akan memberi kekuatan kepada papa, amin.

Baru terlepas dari masa krisis, kemarin saya dan mama malah menyaksikan langsung pasien sebelah yang juga berada di  cvcu meninggal dunia begitu drastis, dengan keluarga yang sudah terisak-isak di luar ruangan. Kejadian tersebut cukup memberikan trauma untuk saya terlebih lagi mama yang juga memiliki penyakit jantung.

Entah bagaimana caranya mengungkapkan perasaan saya saat ini, jika saja saya boleh mengajukan satu permintaan, yang saya inginkan hanya kesehatan papa dan mama.

Disela-sela perasaan yang tak menentu ini, masih banyak hal lain yang harus saya pikirkan.
Kadang saya berpikir apakah saya batalkan saja kepergian ke eropa untuk IYLC, apakah saya tunda saja target wisuda oktober 2012, kenapa semuanya begitu ribet sih, ga bisa ada dispensasi untuk keadaan saya sekarang?? Tapi lagi-lagi, selalu ada sesuatu yang berbisik bahwa, "no you have to do it"

Oke, sekarang saya hanya berserah diri kepada Allah SWT, saya yakin dan percaya Allah pasti akan membantu orang yang telah berusaha dan berdoa. Amin

2 comments: